Pada pertemuan pertama yang berlangsung di Jl. Imam Barjo tepatnya di depan gedung BI (Bank Indonesia) ternyata juga dihadiri oleh beberapa rekan antara lain Bro Papua, Dodi, Hendro Asasn Gosong, Febri dan Ali yang mendapat kabar dari mulut ke mulut bahwa sebuah klub motor supra akan didirikan, mereka inilah yang akhirnya disebut kaum pendiri. Atas usulan Bro Asas klub ini diberi nama Organisasi Supra Semarang atau OSRAM yang akhirnya diamini oleh semua rekan-rekan dan anehnya saat ini Bro Asas bekerja di pabrik bohlam yang bermerk OSRAM keluaran perusahaan PHILIPS (tidak ada maksud untuk meniru).
Layaknya sebuah klub yang solid dan teroganisir, maka atas keputusan bersama terpilihlah Bro Purnomo Eko (alias Cempe) sebagai ketua pertama periode 2003 - 2005. Untuk mencari anggota dan agar dikenal oleh komunitas lain tongkrongan dipindah ke Jl. Pahlawan (depan Polda). Proses kepindahan inilah yang akhirnya dijadikan sebagai hari jadi OSRAM yaitu tanggal 7 Februari 2003. Perjuangan kami yang pertama dan amat melelahkan adalah saat proses recruitment anggota, dengan cara menyebarkan pamflet disetiap lampu merah dan pemasangan di sekolah-sekolah dan kampus-kampus serta menyebarkan berita dari mulut ke mulut dari setiap anggota pada saat itu disunahkan untuk membawa calon anggota setiap minggunya.
Touring pertama dari klub ini adalah ke Purwokerto sekaligus untuk menghadiri acara Kemah Motor yang diselenggarakan setiap tahun, untuk hitungan jarak mungkin tidak terlalu jauh tapi bagi kami menjalaninya dengan gembira, sesuai denag falsafah biker "On The Road Forever" karena dijalanlah kita merasakan persaudaraan sejati. Panas, dingin, susah, senang dilalui bersama. jalanan berjasa menemukan silaturahmi sejati, tiap kota disinggahi ketemu rekan baru dan saling tukar informasi serta pengalaman.
Seiring dengan waktu dan bertambahnya calon anggota, maka perlu diadakan pengangkatan untuk menjadi anggota tetap. untuk pelantikan perdana dilakukan di daerah Bandungan Ungaran tepatnya di lokasi Candi Gegung Songo, yang kemudian pelantikan selanjutnya di Tawangmangu, Parangtritis, Kulonprogo, Kopeng dan di Pahlawan.
Dengan bertambahnya jumlah anggota yang beraneka macam maka perlu diberlakukan tata tertib yang mengikat seluruh anggota. Antara lain perlengkapan motor harus lengkap dan dilarang untuk balapan liar, ini dimaksudkan untuk menjaga nama baik klub OSRAM pada khususnya dan IMI pada umumnya serta menghargai kerjasama dengan pihak kepolisian. Touring juga menjadi salah satu point penting dalam jenjang eksistensi di OSRAM, pinlah yang menjadi ukuran seseorang didalam klub. Pin bundar diberikan pada anggota yang ikut touring minimal 3 kali dan aktif di OSRAM minimal 3 bulan, Pin wajik untuk yang telah ikut touring minimal 6 kali dan aktif minimal 6 bulan, sedangkan yang paling tinggi tingkatannya adalah pin bentuk sayap, pin ini diberikan untuk yang pernah touring ke luar Jawa Tengah dan DIY, touring minimal 10 kali dan 1 tahun aktif di organisasi.
Sebagai bentuk kemajuan dari klub ini adalah terbentuknya suatu wadah seluruh klub Supra Indonesia yaitu Federasi Supra Indonesia (FSI) dimana OSRAM turut menjadi penggagas bersama dengan Honda Supra Jakarta (HSJ), Honda Astrea Supra Team (HAST) Bandung, Ikatan motor Supra Tegal (IMOST), Supra Club Yogyakarta (SUCY), Ikatan Astrea Supra Solo (IKASO) dan Supra Asosiasion Surabaya (SAS). Salah satu keberhasilan OSRAM adalah dengan diadakannya Jambore Honda Supra Nasional untuk yang pertama kali pada tanggal 26 - 27 Maret 2005.
